PRINSIP KERJA ROKET DAN ANALISIS GERAK PROYEKTIL
Oleh: Mahasiswa Jurusan Fisika
Abstrak
Telah dilakukan eksperimen pada
roket air yang dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 3 Oktober 2010 pukul
08.00 sampai dengan 10.00 WIB di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Sains dan
Teknologi Kampus Bandung.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan
Hukum II dan III Newton dan menganalisis gerakan proyektil/ parabola. Dari
hasil eksperimen diperoleh bahwa jarak tempuh roket terjauh diperoleh pada
sudut 45o. Namun terdapat perbedaan yang cukup jauh antara besar
jarak tempuh roket hasil eksperimen dengan hasil perhitungan teoritis
Kata kunci : roket air, gerakan proyektil/
parabola..
Abstract
Have been conducted the experiment
for the water rocket executed on Sunday, date of 3 October 2010 beating 08.00
up to 10.00 WIB in laboratory of Basic Physics, Faculty Of Science and
Technology, University of Bandung. Intention of this attempt is to the
fact II and III Newton's Law and to analize the parabolic motion/ projectile . The distance maximum water rocket of
pursuant of the launch angle result
experiment is 45o. Have a different result between calculation result teory and experiment for
the distance maximum water rocket.
Keywords
: Water rocket, parabolic motion/ projectile.
I. PENDAHULUAN.
1.1 Tujuan
- Membuktikan Hukum Newton II dan III.
- Memahami prinsip kerja gaya dorong roket air sederhana.
- Menganalisa gerak proyektil/ parabola.
1.2 Dasar Teori
Prinsip propulsi roket
Dalam percobaan ini, prinsip propulsi roket akan
dianalogikan dengan menggunakan roket air
sederhana. Pada dasarnya, prinsip kerja roket air sederhana adalah botol
akan meluncur bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa) dan
didalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih
besar. Percobaan ini mengacu kepada hukum ketiga Newton (Hukum aksi Reaksi).
Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan
dari hukum ketiga Newton dan kekekalan momentum. Prinsip kerja pada roket ini sama dengan yang dipakai cumi-cumi
atau gurita untuk mendorong diri mereka. Mereka mengeluarkan air dari tubuh
mereka dengan gaya yang sangat besar, dan air yang dikeluarkan mengerjakan gaya
yang sama dan berlawanan pada cumi-cumi atau gurita, mendorongnya ke depan.
Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan bakar dan
membuang gas yang terbentuk lewat belakang. Roket mengerjakan gaya pada gas
buang, dari hukum Newton III, gas mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan
pada roket.
Dengan menggunakan analisis perubahan momentum
system maka diperoleh persamaan propulsi roket, secara matematis dapat ditulis
sebagai :
dimana Ukeluar adaalah kecepatan semburan gas, m adalah massa
roket dan air di dalamnya, dan Feks adalah gaya eksternal dari berat
roket. Gaya dorong roket merupakan gaya yang bekerja pada roket akibat gas yang
dikeluarkannya. Sesuai persamaan di atas, maka diperoleh :
Karena gaya eksternal (Feks =-mg) bernilai negatif, maka agar
roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya
eksternal tersebut. Setelah kita mensubstitusikan Feks dan membagi
dengan m diperoleh :
Sedangkan untuk kelajuan roket yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya
eksternal, persamaannya adalah :
Analisis
gerak proyektil
Besaran – besaran gerak yang berupa besaran vektor dapat diuraikan menjadi
komponen komponennya dalam setiap arah
vektor-vektor basisnya. Sehinggga gerak dalam dua dimensi dapat duraikan
menjadi kombinasi dua gerak satu dimensi dalam
dua arah yang saling tegak lurus (misalnya dalam arah x dan y). Demikian
juga gerak dalam tiga dimensi dapat diuraikan menjadi kombinasi tiga gerak satu
dimensi dalam tiga arah yang saling tegak lurus (dalam arah x, y dan z). Semua
persamaan – persamaan kinematika gerak lurus dapat digunakan untuk
mendeskripsikan gerak dalam masing-masing arah. Sebagai contoh gerak partikel
dalam dua dimensi (bidang) yang mengalami percepatan konstan dalam arah
vertikal dan tidak mengalami percepatan dalam arah horizontal. Aplikasi dari
gerak ini adalah gerak peluru yang lintasannya berupa lintasan parabolik.
Misalkan dititik asal koordinat (0,0) sebuah partikel bergerak dengan
kecepata awal Vo yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x. Partikel ini mengalai
percepatan gravitasi sebesar –g (ke arah sumbu y negatif). Kecepatan awal
partikel dapat diuraikan menjadi komponen x dan y, yaitu Vox = Vo cos θ dan Voy
= Vo sin θ. Gerak partikel sekarang dapat dianalisa sebagai gerak dengan
kecepatan konstan pada arah x dan gerak percepatan konstan pada arah y. Posisi
partikel pada arah x dan y diberikan oleh :
Jadi lintasan proyektil adalah parabola. Dengan sedikit analisisi diperoleh
ketinggian maksimum sebesar :
Sedangkan waktu tempuh partikel sampai kembali ke posisi y=0 , dapat
ditulis sebagai :
II. METODE
2.1.Waktu & Tempat
Hari/ tanggal : Minggu, 3 Oktober 2010
Waktu : 07.00 – 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Sains dan Teknologi Kampus Bandung
2.2.Alat & Bahan
1. 1 set peralatan roket air
2. Air
3. Kayu penyangga atau tempat peluncuran
4. Pompa sepeda (kompresor)
5. Pengukur tekanan
6. Busur derajat
7. Stop Watch
8. Mistar/ Jangka sorong
9. Meteran
10. Neraca Ohause
2.3.Cara Kerja
- Menyusun peralatan roket air.
- Mengukur diameter dari nezzel/ pentil roket.
- Mengisi roket denga air sebanyak 1/2 volume air, kemudian menimbang dengan neraca dan mencatat sebagai massa awal roket mi.
- Menghubungkan roket dengan mesin pompa dan meletakan roket pada penyangga pada sudut tertentu.
- Memompa roket hingga udara di dalam roket penuh dan saat roket meluncur mencatat besar tekanan pada alat pengukur tekanan.
- Mencatat jarak dan waktu tempuh roket sampai kembali ke permukaan bumi.
- Mengukur kembali massa roket dengan neraca.
- Mengulangi langkah 1-6 untuk sudut bervariasi : 15o ,30o , 45o , 60o , 75o dan 90o.
III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
Tabel I
No.
|
Θ
|
t (sekon)
|
Xmak (m)
|
P (pascal)
|
mi (kg)
|
mf (kg)
|
A
(x
10-4m2)
|
1
|
15o
|
0,05
|
3,60
|
500.000
|
0,539
|
0,270
|
4,98
|
2
|
30o
|
0,85
|
8,25
|
500.000
|
0,539
|
0,209
|
4,98
|
3
|
45o
|
1,07
|
13,90
|
600.000
|
0,539
|
0,199
|
4,98
|
4
|
60o
|
1,29
|
10,94
|
500.000
|
0,539
|
0,199
|
4,98
|
5
|
75o
|
2,63
|
4,86
|
600.000
|
0,539
|
0,199
|
4,98
|
6
|
90o
|
2,74
|
0,72
|
450.000
|
0,539
|
0,199
|
4,98
|
Tabel II
No.
|
Θ
|
F (Newton)
|
Ukeluar
(m/s2)
|
t (sekon)
|
Xmak (m)
|
1
|
15o
|
249,3
|
46,3
|
1,2
|
54,4
|
2
|
30o
|
249,3
|
642,5
|
32,8
|
18270,5
|
3
|
45o
|
298,8
|
783,9
|
56,7
|
63096,6
|
4
|
60o
|
249,3
|
944,3
|
83,8
|
77221,4
|
5
|
75o
|
298,8
|
1932,6
|
190,5
|
186747,1
|
6
|
90o
|
224,1
|
2010,5
|
205,5
|
0
|
Secara teoritis, percepatan gravitasi bumi adalah : 9,83 m/s2.
3.2 Pembahasan
Dorongan
roket air adalah penerapan menarik hukum ketiga Newton dan kekekalan momentum.
Roket air mengeluarkan air dari dalam tubuhnya dengan gaya yang besar setelah
sebelumnya dipompa menggunakan pompa sepeda/ kompresor, sehingga air yang
dikeluarkan mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan pada roket, mendorongnya
ke depan. Momentum yang hilang karena air yang dikeluarkan sama dengan momentum
yang diperoleh roket.
Dari hasil eksperimen menunjukan
bahwa pada sudut 45o roket air mencapai jarak maksimal terjauh,
yaitu sekitar 10,94 meter. Sesuai dengan perkiraan awal yang telah dibuktikan
secara matematis. Hasil perhitungan jarak tempuh terjauh dan waktu tempuh roket
yang sangat berbeda dengan hasil eksperimen menunjukan bahwa kurangnya analisa
dalam perhitungan percobaan ini, perlu adanya referensi yang lebih banyak untuk
mempelajari prinsip kerja roket yang rumit ini. Begitu pula dengan hasil
percepatan gravitasi yang berbeda jauh dengan kenyataan. Perlu ada kajian ulang secara matematis dalam
perhitungan eksperimen roket air ini.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, terbukti bahwa Hukum II dan III Newton tejadi
pada roket air. Pada saat kita
memberikan gaya sebesar F pada roket air dengan cara mengisinya dengan udara
melalui kompresor, roket mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan sehingga
mendorongnya ke depan. Hasil analisa gerak proyektil/ parabola pada eksperimen
ini terdapat perbedaan yang jauh antara hasil eksperimen dengan perhitungan
secara teori. Perlu ada analisa matematis yang lebih dalam untuk persamaan
matematis yang digunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Serway, R. “Physic for scientist & Engineerings With Modern Physic”,
James Madison University Harisson Burg, Viriginia, 1989.
Resnick & Haliday, “Fisika Jilid 1” Bab 20 Erlangga
(Terjemahan).
Tipler, Paul. “Fisika Untuk Sains dan Tekhnik Jilid 1” Erlangga (Terjemahan).
* AYUK JOIN DAN RASAKAN SENSASI BERMAIN *
ReplyDeleteAyam Sabung Taji
Ayambangkok Pukul KO
Arena Sabung Ayam
Judi Sabung Ayam
Pisau Sabung Ayam
Sabung Ayam Online
* KUNJUNGI SITUS KAMI DI *
http://www.gorengayam.org
* HANYA DI SINI ANDA BISA MERASAKAN KEMENANGAN TERUS MENERUS *
http://panggangayammarketing.blogspot.com/2018/09/ciri-ciri-ayam-aduan-pakhoy-import-yang.html
Bermain permainan Judi Taruhan Sabung Ayam tapi tak dibayar?
ReplyDeleteTenang, Agen BOLAVITA menyediakan permainan Sabung Ayam Aman dan Terlengkap yang berapapun kemenangan Anda pasti akan langsung di bayar!!
Bolavita.vip merupakan Agen Resmi Taruhan Online Terbaik dan Terpercaya di Indonesia. Percayakan taruhan Anda hanya pada Agen Profesional dan Resmi yaitu Taruhan Online BOLAVITA.
Promo yang diberikan Agen BOLAVITA:
♣ Bonus New Member 10%
♣ Bonus Deposit Setiap Hari 5%
♣ Bonus Cashback 5 - 10%
♣ Bonus Referral 7 + 2%
♣ Bonus Flash Deposit 10%
dan masih banyak bonus menarik lainnya !!!
Segera daftar, main dan raih bonus nya sekarang juga!!!
Baca juga =
1. Cara Membuat Akun dan Bermain di Situs S128
2. Promo Promo BOLAVITA
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
BBM : BOLAVITA / D8C363CA
Whatsapp : +62812-2222-995
Livechat 24 Jam