Pada kesempatan ini physics-degree.blogspot.co.id
ingin mencoba menguraikan tentang suatu teori dalam ilmu fisika yang sangat
relevan dengan kehidupan kita sehari-hari dan sudah tercantum 14 Abad yang lalu
dalam kitab suci umat islam yaitu Al-Qur’an. Mungkin kita sering mendengar
salahsatu Teori Einstein dalam bukunya tentang General Realtivity (Realtivitas
Umum). Teori ini menceritakan tentang berjalannya waktu, geometri ruang, gerak
benda jatuh bebas dan perambatan cahaya. Secara sederhana dalam teori
perjalanan waktu Einstein mengatakan bahwa perlambatan dan percepatan waktu itu
relatif terhadap pengamat. Dalam kehidupan sehari-hari kita kadang merasakan
waktu berjalan lambat (misalnya menunggu puasa) namun terkadang pula berjalan
sangat cepat (ketika tidur pulas atau main game).
Menurut teori Einstein, ruang dan waktu kita ini
melengkung, maksudnya adalah percepatan dan perlambatan ini dipengaruhi juga
oleh gaya gravitasi (melengkung karena ditarik oleh gaya gravitasi). Secara teori
hitungan matematis orang yang berusia 32 tahun di Planet Bumi akan berusia 17
tahun kalau tinggal di Mars. Hal ini dikarenakan gaya gravitasi Mars lebih
kecil dibandingkan dengan Planet Bumi kita. Hal ini juga terjadi dalam
kehidupan seekor nyamuk. Alur waktu hidup nyamuk dari mulai dia sebuah telur
nyamuk kemudian menjadi larva dan akhirnya nyamuk dewasa kemudian mati hanya
menghabiskan waktu selama 24 jam. Bayangkan, 24 jam dalam hitungan waktu
manusia adalah waktu berkembang biak seumur hidup seekor nyamuk dari sebuah
telur sampai mati.
Hal ini sangat jelas diungkapkan dalam Firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an:
"Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an,
22:47)
"Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an,
32:5)
"Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh
ribu tahun." (Al Qur'an,
70:4)
Jadi, secara
hitungan teoritis katakanlah usia seorang manusia 60 tahun, maka menurut
pengamat (dalam hal ini malaikat) hanya butuh waktu sekitar 1,7 menit (103
detik) saja. Dalam waktu sekejap itu semua perbuatan dan aktifitas kita detail
tercatat dan teramati dengan lengkap. Seperti halnya kita mengamati
perkembangan seekor nyamuk mulai dari telur sampai nyamuk itu mati dan kita
amati hanya dalam waktu 24 jam saja. Sungguh ruang dan waktu ini relatif
terhadap pengamat dan yang diamatinya.
Sekarang penulis
mengajak untuk merenungkan dan mengingat kembali peristiwa penting pada seorang
manusia, misalnya saat kita lahir, pertamakali bicara, pertamakali masuk Taman
Kanak-Kanak dan Pertamakali naik motor. Apakah kejadian itu terasa lama atau
sebentar ? jawabannya relatif. Namun yang pasti kita sebagai manusia biasa
hanya berada dalam satu ruang dan waktu yaitu saat ini. Tidak di satu detik
lalu ataupun satu detik ke depan. Ukuran waktu adalah cara manusia mempermudah
mengidentifikasi suatu kejadian. Karena tanpa ada istilah detik, menit, jam,
bulan, tahun pun waktu akan tetap ada dan berjalan.
Poin yang
ingin disampaikan dalam postingan kali ini adalah menyadarkan kita semua bahwa
kita semua (anda dan dan saya) yang sedang membaca tulisan ini sedang berada
dalam satu ruang dan waktu yang sama yang mungkin punya tujuan berbeda namun
menjadi objek pengamatan yang sama, yaitu yang menciptakan ruang dan waktu itu
sendiri yaitu Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya. Semoga kita
senantiasa memanfaatkan waktu yang relatif ini dengan sebaik-baiknya.
Wassalam, .
.
0 comment:
Post a Comment