Cara Mudah Buat Passport di Bandung 2018
Salah satu resolusi 2018 saya
adalah punya Pasport. Mulailah saya searching di mbah google tentang
cara bikin pasport dan nanya ke temen kantor yang sudah punya. Ternyata sejak
Agustus 2017 ada aplikasi namanya Antrian Pasport (tersedia di Playstore) yang
digunakan untuk memperoleh nomor antrian tanpa kita harus datang ke kantor
Imigrasi atau ULP (Unit Layanan Paspor) di dekat tempat tinggal kita. Kantor
Imigrasi tidak melayani antrian Walk In (Manual) sejak 2018. Sayapun
segera mendownload dan memasang aplikasi Antrian Paspor di HP saya.
Berikut penampakan aplikasi nya:
Meski di komen Play Store banyak
yang negative tentang aplikasi ini (ratting 3,2 saat saya download) saya tetap
mencoba membuat akun untuk mendapatkan nomor antrian. Kita hanya diminta
mengisi nama, no KTP dan nomor Hp serta tempat tinggal kita sekarang. Dan
secara otomatis karena saya mengisi tempat tinggal di Antapani – Bandung saya
pun direkomendasikan memilih Kantor Imigrasi Bandung yang beralamat di Jl.
Surapati No. 82 – Bandung.
Saat saya membuat akun aplikasi
ini pada tanggal 11 Januari 2018 saya pun kaget karena selama Januari 2018
Antrian di Kantor Imigrasi Bandung sudah penuh, saya kebagian tanggal terdekat
pada tanggal 7 Februari 2018. Lalu saya memilih jam siang (kedatangan pukul
13.00) dan otomatis dapat file Pdf dan barcode dari aplikasinya sebagai bukti
nomor antrian paspor nya (otomatis masuk dan terunduh di aplikasi).
Barcode nya seperti gambar di
bawah ini:
Sambil menunggu tanggal antrian
yang hampir sebulan itu saya pun mengecek dan melengkapi data buat nanti dibawa
ke kantor Imigrasi sebagai berikut:
1. 1. KTP
Asli dan Fotokopi
2. 2. Kartu
Keluarga Asli dan Fotokopi
3. 3. Akta
Lahir Asli dan Fotokopi, atau Ijazah terakhir asli dan Fotokopi
Semuanya di fotokopi di kertas A4
termasuk KTP, fotokopi di kertas A4 dan jangan dipotong.
Pembuatan Paspor
Tibalah hari kedatangan ke kantor
Imigrasi Bandung tanggal 7 Februari 2018. Sesuai di aplikasi saya datang pukul
13.00 dan ternyata di dalam ruangan masih banyak antrian pagi yang belum di
wawancara. Saya pun mengambil formulir pengajuan paspor dari petugas, segera
mengisinya dan ikut antri untuk menyerahkan berkas saya ke bagian antrian
permohonan online. Maka disarankan untuk membawa Ballpoint warna hitam karena
tidak disediakan oleh kantor imigrasi. Syukurlah saya selalu bawa ballpoint
tiap hari kemana – mana karena berhubungan dengan pekerjaan saya. Sekitar 40 menit antri saya baru dapat giliran
menyerahkan berkas dan langsung diverifikasi oleh petugas. Petugas mencocokan
Nama, Tanggal Lahir dan NIK saya lalu menscan barcode antrian online saya untuk
mendapatkan nomor antrian wawancara. Harus dipastikan agar Nama, tempat tanggal
lahir dan NIK kita sama antara KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran. Kemudian
petugas memasukannya ke dalam Map yang sudah disediakan di Imigrasi.
Setelah menunggu antrian sekitar
4,5 jam dipanggilah nama saya untuk wawancara dan pengambilan Biometrik serta
foto. Pastikan jari kita bersih agar mudah terdeteksi mesin sidik jari. Saran
saya agar membawa makanan ringan serta minuman saat menunggu antrian. Selama di
kantor imigrasi saya sempat makan dan melaksanakan sholat ashar serta maghrib
bahkan sempet nonton film di Handphone saya serta ngobrol ngalor ngidul dengan
orang yang sama menunggu giliran saking lamanya antrian. Sepertinya 10 counter
masih kurang cukup melayani pemohon paspor yang membludak setiap hari nya.
Saat di wawancara saya hanya
ditanya kenapa buat paspor dan mau kemana. Mungkin udah capek petugasnya
melayani seharian jadi beres kurang lebih selama lima menit. Saya keluar
sekitar jam 18.30 jadi menghabiskan waktu sekitar 5,5 jam dari waktu kedatangan
saya. Dan ini sungguh diluar ekspektasi saya. Saya kira beres dalam 2-3 jam saja.
Menurut informasi petugas Imigrasi mereka melayani pembuatan paspor sampai
seluruh orang yang mengajukan di hari itu selesai dan biasanya sampai jam 8
atau 9 malam. Meski menunggu antrian itu tidak banyak mengeluarkan tenaga tapi
tetap merasa letih mungkin karena saking lama nya antri dan saya tidak
terbiasa. Padahal disana disediakan tayangan acara TV humor gitu biar kita gak
bete, namun setalah 2-3 kali ditayangkan berulang acara humor di TV itu terasa
garing dan menjengkelkan.
Berdasarkan informasi yang saya
peroleh untuk antrian lansia dipisah dan bisa lebih cepat. Begitupun untuk yang
umroh rombongan sepertinya ada slot tertentu.
Pengambilan Paspor
Saat wawancara dan pengambilan
biometrik petugas Imigrasi menyarankan saya agar esok harinya segera bayar
biaya pembuatan dan administrasi paspor sebesar 355.000 ke Bank dan setelah 4
hari kerja dari pembayaran itu paspor kita sudah bisa diambil. Seluruh Bank
Nasional sudah bisa menerima pembayaran pembuatan paspor saat ini. Tanpa
menunggu lama keesokan pagi nya saya pun datang ke kantor BRI dekat kantor saya
untuk melakukan pembayaran.
Saya mengambil paspor tepat
seminggu setelah wawancara dan pengambilan biometrik. Kita hanya tinggal
menunjukan scan barcode bukti pengambilan paspor dan bukti pembayaran pembuatan
paspor yang diperoleh dari Bank kepada petugas untuk mendapatkan nomor antrian
pengambilan paspor. Saya datang sekitar jam 14.00 dan menunggu sekitar 90 menit
untuk mendaptkan paspor saya.
Kita juga bisa mengambil paspor
untuk anggota keluarga kita yang satu Kartu Keluarga, dengan syarat kita
membawa Kartu Keluarga asli untuk ditunjukan ke petugas pengambilan paspor.
Sedangkan untuk anggota keluarga yang tidak satu Kartu Keluarga kita diminta
membawa surat kuasa pengambilan paspor disertai materai 6.000 dan menunjukan
Kartu Keluarga Aslinya.
Demikian pengalaman saya, semoga
bermanfaat.
0 comment:
Post a Comment