Pengertian Fisika Kuantum
Istilah Fisika Kuantum dimulai
saat adanya Hipotesa Max Planck yang menyatakan bahwa besaran energi suatu
benda yang berosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinyu namun bersifat
diskrit (kuanta). Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan radisasi
yang dipancarkan oleh benda hitam. Dalam Fisika Kuantum kita akan mempelajari
konsep dualisme partikel sebagai gelombang dan gelombang sebagai partikel.
Teori ini dilandasi oleh persamaan Schrodinger.
Lima tahun setelah Hipotesa Max
Planck, tahun 1905 Albert Eisntein
menjelaskan efek fotolistrik dengan
menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
Teori kuantum juga diperkuat oleh Niels Bohr (1913) yang menjelaskan garis
spektrum dari atom hidrogen dengan menggunakan kuantisasi.
Kalau di Fisika Klasik Partikel
terkecil dianggap sebagai sebuah atom, maka di Fisika Kuantum pembahasannya
sudah sampai pada Quark atau Muon (Partikel dalam elektron). Namun, dalam
Fisika Kuantum tidak menyuguhkan suatu kepastian seperti dalam Fisika Klasik.
Dalam teori Kuantum hanya menyajikan suatu probabilitas atau kemungkinan.
Dalam teori Kuantum kita akan
mempelajari apa sebenarnya yang terjadi ketika suatu benda dibelah terus
menerus sampai ukuran tingkat materi yang sangat kecil. Bahkan materi terkecil
itu pun terus dibelah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator
sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus. Energi
terhalus ini pun dicoba untuk dipecah kembali sampai akhirnya seolah lenyap
menghilang dan menyisakan ruang hampa. Hingga pada akhirnya mendapatkan
kesimpulan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini bermula dari
sesuatu yang tidak ada, kosong dan hanya sebuah ruang hampa.
Salah satu film James Bond 007 |
0 comment:
Post a Comment