Spektroskopi Kisi Atom
Oleh : Mahasiswa
Prodi Fisika
FMIPA Institut Bandung - Indonesia
Tanggal Praktikum :
1 Mei 2010
Asisten :
Mahasiswa Senior Prodi Fisika
TUJUAN PRAKTIKUM
1 Memahami
spektroskopi optik menggunakan kisi difraksi.
2 Mengamati dan menentukan spektrum panjang gelombang
yang dipancarkan lampu helium dan cadmium saat terjadi transisi elektron antara
keadaan energi yang berbeda-beda.
3 Menentukan panjang gelombang komponen deret-deret
spektrum atom helium dan cadmium menggunakan model atom bohr.
4 Menentukan lebar kisi yang tidak diketahui dari
panjang gelombang spektrum atom yang diamati.
ALAT DAN BAHAN
1 Spektrometer kisi.
2 Catu daya 220 V/ AC.
3 Catu daya 12 V/ DC.
4 Transformator.
5 Lampu atom (helium dan cadmium).
6 Kisi 800 garis/ mm dan kisi yang tak diketahui jumlah
garisnya.
TEORI DASAR
3.1 Transisi tingkat energi
Sistem mekanika kuantum terikat menyatakan bahwa
energi sistem tidak dapat mempunyai setiap harg tapi berada dalam suatu tingkat
energi diantara tingkat-tingkat energi atau keadaannya. Transisi sistem antar keadaanya itu dapat
terjadi bila hukum –hukum kekekalan dasar terpenuhi. Selama transisi dari
tingkat energi yang lebih tinggi ketingkat energi yang lebih rendah, suatu
kuantum radiasi atau partikel dapat dipancarkan, yang membawa energi yang
hilang dari sistem tersebut. Menurut teori kuantum, atom yang
tereksitasi akan memancarkan foton saat bertransisi ke tingkat yang lebih
rendah. Perbedaan energi atom antara keadaan awal Ei dengan akhir Ef adalah
Ei
- Ef = hv (1)
Dengan
h adalah tetapan Planck dan v adalah
frekuensi foton yang dipancarkan.
3.2 Spektrum
Garis
Radiasi elektromagnet dari berbagai atom dapat
dikelompokan ke dalam spektrum kontinu dan diskret/ garis. Pada spektrum kontinu, panjang gelombang
radiasi yang dipancarkan merentang dari suatu nilai minimum. Dengan demikian,
sebuah objek panas berpijar memancarkan semua frekuensi spektrum cahaya tampak.
Jika sebaliknya, kita timbulkan loncatan bunga api listrik dalam sebuah tabung yang
berisi sejumlah kecil gas atau uap suatu unsur tertentu misalnya neon, maka
hanya sehimpunan panjang gelombang diskrit cahaya tertentu saja yang
dipancarkan.
Bila kita melewatkan seberkas cahaya putih melalui
suatu cuplikan gas maka akan kita temukan beberapa panjang gelombang cahaya
tersebut diserap oleh gas yang dilewati, dan dihasilkan lagi suatu spektrum
garis. Semua panjang gelombang ini berkaitan dengan panjang gelombang yang
tampak dalam spektrum pancar (emisi). Banyaknya celah (garis) per satuan
panjang (N) pada kisi difraksi adalah :
3.3 Pengukuran panjang gelombang
Pengukuran panjang gelombang dengan spektroskopi dapat dilakukan dengan disperse melalui difraksi oleh kisi. Persamaan difraksi oleh kisi untuk gelombang cahaya dengan panjang gelombang λ adalah :
d sin θ
= n λ (3)
dengan : d= jarak antar garis pada kisi, n =orde
interferensi maksimum dan θ=sudut terjadinya interferensi maksimum.
1 METODA
4.1
Penentuan
posisi sudut awal (θo)
Metode yang digunakan pada
percobaan ini dengan cara diatur posisi lensa pada teropong (tanpa kisi)
sehingga bayangan celah tepat berimpit dengan garis vertikal (crosshead). Possisi ini ditetapkan sebagai sudut awal (θo). Percobaan ini dilakukan untuk lampu Cadmium dan Helium.
4.2
Penentuan
posisi sudut untuk tiap spektrum warna (θn)
Metoda percobaan yang digunakan pada percobaan
ini dengan cara diletakan kisi di
atas meja spektrometer kemudian teropong diputar ke kanan sambil diamati hingga
spektrum orde pertama (mulai dari garis ungu, biru, hijau dan merah) terlihat.
Kedudukan teropong diatur untuk setiap garis spektrum hingga berimpit dengan crosshead. Posisi sudut teropong dicatat
untuk setiap spektrum warna yang teramati. Langkah- langkah yang sama dilakukan
untuk orde difraksi berikutnya sampai spektrum warna tidak teramati lagi. Percobaan
ini dilakukan untuk lampu Cadmium dan Helium.
Metode percobaan
di atas diulangi dengan menggunakan kisi lain (N yang belum diketahui
jumlahnya) untuk lampu Cadmium.
2 HASIL PERCOBAAN
Tabel 5.1. Data
hasil pengamatan spectrum warna menggunakan lampu Cadmium dan kisi
80/mm
Spektrum
|
Orde
|
θ₀
|
θn
|
∆θ
|
sin
∆θ
|
λ (nm)
|
`l
|
nλ
|
Ungu
|
1
|
179.4
|
177.3
|
2.1
|
0.037
|
462.5
|
470.7
|
462.5
|
2
|
179.4
|
175.1
|
4.3
|
0.074
|
462.6
|
925.2
|
||
3
|
179.4
|
172.8
|
6.6
|
0.115
|
487.0
|
1437.6
|
||
Biru
|
1
|
179.4
|
177.2
|
2.2
|
0.038
|
475.0
|
491.5
|
475
|
2
|
179.4
|
174.9
|
4.5
|
0.078
|
487.5
|
975
|
||
3
|
179.4
|
172.5
|
6.9
|
0.120
|
512.0
|
1500
|
||
Hijau
|
1
|
179.4
|
177.1
|
2.3
|
0.040
|
500.0
|
514.6
|
500
|
2
|
179.4
|
174.6
|
4.8
|
0.083
|
518.7
|
1037.4
|
||
3
|
179.4
|
172.3
|
7.1
|
0.124
|
525.0
|
1550
|
||
Merah
|
1
|
179.4
|
176.7
|
2.7
|
0.047
|
587.5
|
621.9
|
587.5
|
2
|
179.4
|
173.4
|
6
|
0.105
|
656.2
|
1312.4
|
Table 5.2. Data hasil pengamatan spektrum warna menggunakan lampu Helium dan kisi 80/mm
Spektrum
|
Orde
|
θ₀
|
θn
|
∆θ
|
sin ∆θ
|
λ
(nm)
|
`l
|
nλ
|
Ungu
|
1
|
179.2
|
177.2
|
2
|
0.035
|
437.5
|
434.4
|
437.5
|
2
|
179.2
|
175.2
|
4
|
0.069
|
431.3
|
862.6
|
||
Biru
|
1
|
179.2
|
177.1
|
2.1
|
0.037
|
462.5
|
465.7
|
462.5
|
2
|
179.2
|
174.9
|
4.3
|
0.075
|
468.8
|
937.5
|
||
Hijau
|
1
|
179.2
|
176.9
|
2.3
|
0.04
|
500
|
500
|
500
|
2
|
179.2
|
174.6
|
4.6
|
0.08
|
500
|
1000
|
||
Jingga
|
1
|
179.2
|
176.6
|
2.6
|
0.045
|
562.5
|
562.5
|
562.5
|
2
|
179.2
|
173.9
|
5.3
|
0.09
|
562.5
|
1125
|
||
Merah
|
1
|
179.2
|
176.2
|
3
|
0.052
|
650
|
650
|
650
|
Table 5.2. Data hasil pengamatan spektrum warna menggunakan lampu Cadmium dan kisi yang belum diketahui
Spektrum
|
Orde
|
θ₀
|
θn
|
∆θ
|
sin ∆θ
|
λ
(nm)
|
d
(x 10-3mm)
|
Ä‘
|
N=1/d
|
Ungu
|
1
|
179.2
|
163.8
|
15.4
|
0.266
|
462.5
|
1.72
|
1.6
|
625
|
Biru
|
1
|
179.2
|
162.7
|
16.5
|
0.284
|
475.0
|
1.67
|
||
Hijau
|
1
|
179.2
|
161.2
|
18
|
0.309
|
500.0
|
1.62
|
||
Merah
|
1
|
179.2
|
156.1
|
23.1
|
0.392
|
587.5
|
1.49
|
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa panjang
gelombang untuk spectrum warna ungu lampu Cadmium adalah 470.7 nm, sedangkan
untuk lampu Helium adalah 434.4 nm. Sementara pada literatur, panjang gelombang
spectrum ungu berkisar antara 380 – 450 nm. %kesalahan percobaannya adalah :
Untuk spectrum warna biru lampu Cadmium diperoleh
panjang gelombangnya sebesar 491.5 nm dan pada lampu Helium sebesar 465.7 nm.
Sementara pada literatrur berkisar antara 450 – 495 nm. %kesalahan percobaannya
adalah :
Untuk spectrum warna hijau lampu Cadmium diperoleh
panjang gelombangnya sebesar 514.6 nm dan pada lampu Helium sebesar 500 nm.
Sementara pada literatrur berkisar antara 495 - 570 nm. %kesalahan percobaannya
adalah :
Panjang gelombang
spectrum jingga
hasil percobaan pada lampu Helium adalah sebesar 562.5 nm, sementara pada
literature berkisar antara 590 – 620 nm. Sehingga % kesalannya sebesar :
Panjang gelombang spectrum warna merah hasil percobaan pada lampu
Cadmium adalah 621.9 nm, sedangkan pada lampu Helium adalah 650 nm. Sementara
pada literature berkisar antara 620 – 750 nm. %kesalahannya adalah :
Dari perbandingan hasil grafik diatas menunjukan bahwa
hasil panjang gelombang spectrum yang kami peroleh mendekati dengan panjang
gelombang spectrum pada literature, namun tetap ada perbedaan sedikit. Hal ini
dikarenakan kemungkinan adanya eror dalam percobaan ini.Beberapa
hal yang menyebabkan eror diantaranya adalah kesalahan paralaks saat penentuan crosshead untuk tiap garis spectrum yang diamati. Selain itu karena ketelitian alat ukur,
pengamatan pada saat pengukuran (berhubung ruang yang gelap) dan kesalahan
pembacaan nilai sudut karena kami terkadang melakukannya secara bergantian juga menyebabkan data yang diperoleh bisa kurang
tepat.
Mengenai spectrum warna merah yang tidak terlihat di
orde ketiga pada percobaan menggunakan lampu Cadmium, dan orde kedua pada
percobaan lampu Helium menunjukan bahwa spectrum panjang gelombang warna merah adalah
yang paling jauh, sehingga karena jangkaun sudut pada spectrometer yang kami
gunakan terbatas menyebabkan spectrum warna merah tersebut tidak terlihat lagi.
SIMPULAN
Dengan menggunakan spektrometer optik kisi atom kita
dapat mengamati dan menentukan spectrum panjang gelombang yang dipancarkan lampu
atom (Cadmium dan Helium) saat terjadi transisi elektron antara keadaan energi
yang berbeda-beda. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data
bahwa spectrum panjang gelombang yang paling mendekati literature untuk warna
ungu adalah 434.4 nm dengan %
kesalahan sebesar 3.47%, warna biru 491.5
nm dengan %kesalahan sebesar 0.7%, warna hijau 500 nm dengan % kesalahan sebesar 1.01%, warna jingga sebesar 562.5 dengan % kesalahan sebesar 4.66%
dan warna merah 621.9 nm dengan
%kesalahan sebesar 0.3%. lebar kisi yang diamati pada percobaan ini memiliki jarak
antar kisi (d) sebesar 1.014 x 10-3 milimeter, dan memiliki celah
(garis) persatuan panjang (N) sebanyak 986 garis/mm.
2 PUSTAKA
[1]
Beiser, Arthur. (2003). Concepts of Modern Physics Sixth edition. New York : The Mc Graw Hill. [2] Gautreau, Ronald dan William Savin. (1999).
[3] Fisika Modern Edisi Kedua (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.
[4] Krane, Kenneth. (1992). Fisika Modern (Terjemahan). Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press).
[5] Modul Eksperimen Fisika 1. (2010). Laboratorium Fisika Lanjut. ITB.
0 comment:
Post a Comment